1.15.2009

Bis Maju Lancar...Bis Keluarga..?!?#?

Bulan Desember tahun 2008 dan awal Januari 2009 merupakan bulan yang penuh dengan liburan. Entah angin ribut jenis apa yang membuat Bos-Bos diperusahaan tempat saya bekerja terbuka mata hatinya dan merelakan anak buahnya merasakan liburan mulai dari tanggal 24 Desember 2008 s/d tanggal 4 Januari 2009. Sebetulnya sebelum liburan tersebut diberikan, saya sudah mempunyai rencana bahwa bulan Desember 2008 adalah kesempatan terakhir saya untuk memulai mencari bisnis baru yang bisa dikerjakan pada tahun 2009. Istilah 'It's now or never..' selalu terngiang-ngiang dikepala saya sepanjang bulan Desember 2008 baik itu bangun tidur, pada saat bekerja maupun menjelang tidur...

Rencananya saya ingin memulai bisnis baru yang berhubungan dengan kerajinan tangan yang bernuansakan wayang kulit tapi bukan wayang kulit sepenuhnya. Dan daerah yang saya tuju untuk belajar membuat kerajinan tangan tersebut adalah Jogja tepatnya di Sagio Puppet. Bapak Sagio ini adalah salah satu maestro wayang yang sangat terkenal didaerahnya yaitu didaerah Gendeng, Bantul [tepatnya dekat daerah Kasongan yang terkenal dengan kerajinan gerabahnya]. Tapi yang mau saya ceritakan disini bukan mengenai proses belajar saya di Jogja melainkan mengenai proses keberangkatan saya menuju Jogja.

Mulai awal bulan Desember 2008 saya sudah mulai mencari beberapa alternatif moda transportasi menuju ke Jogja. Ternyata cuma ada dua pilihan yang bisa saya gunakan dan tidak terlalu memakan biaya. Moda transportasi tersebut adalah kereta api dan bis. Sebetulnya saya cenderung untuk menggunakan kereta api karena tidak terlalu menguras tenaga dan relatif lebih cepat. Tapi ternyata saya kalah cepat dengan orang-orang yang memang sudah merencanakan untuk mudik natal. Kursi kereta api mulai dari kelas ekonomi s/d eksekutif sudah penuh untuk keberangkatan s/d akhir bulan Desember 2008 dan saya tidak mungkin untuk menunda keberangkatan s/d bulan Januari 2009.

Akhirnya saya mengalihkan fokus keberangkatan dengan menggunakan Bis. Di jakarta terdapat beberapa terminal yang memiliki bis dengan tujuan keberangkatan ke Jogja. Tapi disini muncul masalah lagi karena saat ini saya tinggal di Rumah Mertua Indah di daerah Ciledug dan tentunya apabila saya memilih untuk berangkat dari terminal di wilayah Jakarta juga tidak memungkinkan karena jaraknya relatif jauh dari Ciledug. Ditengah kepanikan saya karena waktu semakin mepet menjelang pergantian tahun baru. Akhirnya secara tidak sengaja saya menemukan agen bis Maju Lancar di daerah Ciledug dekat dengan Seskoal [alamat tepatnya saya kurang ingat] dan disitu tercantum jurusan bis Tangerang Jogja. Setelah bertanya-tanya sebentar akhirnya saya mendapat kepastian bahwa bis jurusan Jogja ini hanya berangkat satu kali dalam sehari dan berangkat pukul 13.30 dengan ongkos normal Rp 95.000,- tapi berhubung natal - menurut agennya- ada kenaikan sebesar Rp 10.000,- jadi saya diharuskan membayar Rp 105.000,- apabila menggunakan bis tersebut.

Akhirnya tepat pada hari Natal tanggal 25 Desember 2008 saya membulatkan tekad untuk berangkat ke Jogja. Dan pada sekitar jam 12.00 saya berangkat menuju agen yang dimaksud dengan pertimbangan bahwa daerah disekitar Seskoal tersebut adalah daerah macet dan saya tidak mau jadi orang yang 'ketinggalan kereta' karena apabila saya telat datang maka dipastikan saya baru bisa berangkat lagi keesokan harinya dan itu artinya saya sudah kehilangan waktu libur berharga satu hari.

Pada saat berada di angkutan umum secara tidak sengaja saya melewati Bis Maju Lancar yang sedang diparkir dipinggir jalan [lagi-lagi saya tidak ingat secara persis alamatnya] dan dalam keadaan siap untuk berangkat padahal itu bukan tempat agen yang saya pernah datangi sebelumnya. Masya Allah...ternyata setelah saya menengok ke sebelah kanan diseberang jalan..disitu ada agen besar/ utama dari PO Bis Maju Lancar dan sekitar 5 bus Maju Lancar jug siap berangkat dari agen utama tersebut. Tempat itu saya lewati setiap hari, tapi kebetulan saya selalu melewati agen utama PO Bis Maju Lancar itu pada malam hari pada saat pulang kerja sehingga selalu lewat dari pandangan mata.

Buru-buru saya menghentikan kendaraan umum yang saya tumpangi dan menghampiri orang-orang yang berada disekitar bus tersebut sambil berharap masih ada kursi yang tersisa. Setelah saya tanya kondektur bus tersebut saya diberitahu bahwa kursi penuh dan saya disuruh untuk menunggu dan dia juga memberitahu bahwa bis akan berangkat pukul 13.00. Selama komunikasi antara saya dan kondektur bus tersebut terus terang saya berkomunikasi dengan bahasa isyarat karena kondektur dan penumpang lain yang berbicara dengan saya menganggap bahwa saya adalah salah satu orang Jogja yang akan mudik dan mereka hanya menggunakan bahasa Jawa yang saya tidak mengerti..haha..

Setelah menunggu beberapa waktu dan jam menunjukkan sekitar pukul 12.45 akhirnya saya ditawarkan tempat tidur untuk sopir [dibagian belakang bis] dengan harga Rp 95.000,-. Lalu saya pikir lumayan juga bisa dapet tempat tidur sopir dan sewaktu-waktu apabila saya mengantuk saya bisa merebahkan badan saya [hal yang tidak bisa dilakukan oleh penumpang lain]. Dan dari segi harga saya pikir rugi juga kalo saya jadi naik bis dari agen kecil yang sebelumnya saya datangi..lumayan kan Rp 10.000,- kalo di Jogja bisa dipakai makan dua kali..hehe..

Sayang sekali...ternyata bukan hanya saya yang ditawari tempat tidur sopir, tapi ada dua orang lagi yang ditawarkan tempat duduk tersebut dan jadilah kita 3 orang raja yang duduk paling atas dan memiliki banyak hulubalang dibawah..hehe..suhu udara dalam bis tersebut sangat panas karena bis tersebut kalo boleh saya bilang tergolong patas ekonomi non-ac. Jadilah kita semua bersauna ria karena memang belum waktunya berangkat dan saya malas untuk turun naik bis karena saya harus melewati beberapa orang terlebih dahulu apabila saya berniat untuk turun bis dan sebaliknya.

Waktu jam menunjukkan pukul 13 lewat tapi bis belum juga berangkat. Karena seperti yang saya sebutkan sebelumnya hampir semua orang yang berada didalam bis tersebut berkomunikasi dalam bahasa yang tidak saya mengerti maka saya hanya bisa mendengarkan keluhan-keluhan mereka yang kurang lebih intinya panas, kapan berangkat, nunggu apa lagi..dll..*rada-rada sok ngerti*

Setelah beberapa waktu saya perhatikan kondektur bis komat kamit yang menurut pemahaman saya artinya adalah masih ada penumpang yang ditunggu [penumpang yang ditunggu ini adalah penumpang yang sudah membeli tiket beberapa hari sebelumnya dan mereka sudah punya nomor kursi]. Setelah beberapa lama kondektur tersebut naik turun bus sambil komat kamit tadi..akhirnya pada sekitar pukul 13.30 muncullah seorang ABG laki-laki yang menenteng bantal yang terlihat imut dan lucu [yang menurut saya lebih cocok ditenteng oleh ABG perempuan] dan dia langsung naik bis sambil bilang "Maceetttt...." penumpang bis yang menunggu diluar dan didalam bis serempak berteriak "Huuuuuuuuuuuuu....". Kalo saya bilang semua paduan suara kalah suaranya oleh penumpang bis yang kecewa telat berangkat gara-gara menunggu satu orang yang terjebak macet. Lagian cuma orang bodoh saja yang tidak tahu bahwa daerah Ciledug itu memang daerah macet...

Dari situ saya punya pikiran kotor bahwa Bis Maju Lancar ini sebenernya "Bis Keluarga" dalam arti begini. Saking seringnya orang yang sama menggunakan bis yang sama maka masing-masing dari penumpangnya saling mengenal satu sama lain. Malah saking kenalnya, datang telat pun ditungguin...!! wadooohhh....