11.11.2008

Busway, Basway, Transjakarta blablabla....

Sekitar satu minggu yang lalu tepatnya tanggal 6 November 2008 dipagi hari yang sangat indah [padahal sudah memasuki musim penghujan] saya mencoba menjadi warga negara yang baik dengan mengikuti salah satu alur birokrasi yaitu pembuatan paspor secara lengkap tanpa melalui perantara/calo. Tapi bukan mengenai paspor yang saya jelaskan disini, melainkan mengenai perjalanan menuju kantor imigrasi jakarta selatan yang kebetulan dilewati oleh salah satu jalur bus Transjakarta koridor 6 Ragunan - Kuningan.

Sebagai salah satu dari sekian ribu pengguna bus Transjakarta, saya sangat menikmati perjalanan dijalur bus Transjakarta koridor 6 ini karena relatif lenggang apabila dibandingan dengan jalur bus Transjakarta lainnya misal: Blok M - Kota. Karena saat itu penumpang relatif sedikit, disela-sela lamunan saya tiba-tiba terdengar suara dering hp dan langsung diangkat oleh si empunya hp. Sayapun mendengar suara perempuan yang agak keras 'Iya ini lagi di basway [dibaca sesuai ejaan bahasa Indonesia]....iya lagi di basway sebentar lagi turun...'

Setelah menghela nafas panjang karena berempati dengan kemampuan baca dari perempuan tersebut saya sedikit melamun dan bertanya kepada diri saya sendiri...jangan-jangan saya juga pernah menunjukkan kemampuan baca yang sama dengan perempuan tersebut didepan orang-orang...memalukan...

Yang pertama yang membuat saya berempati adalah karena dengan lantangnya perempuan tersebut mengatakan BASWAY beberapa kali sementara apabila kita merujuk kepada kamus Oxford [milik saya yang sudah lumayan lapuk tapi sangat membanggakan], BUSWAY [dibaca: bΛsweı] dan bukan BASWAY apalagi dengan nada tinggi BASWAY.

Empati saya yang kedua adalah kepada fakta bahwa yang dia katakan itu salah. Nah disinilah saya punya pikiran kotor. Pikiran kotor ini timbul kembali setelah hari minggu tanggal 9 November 2008 saya baru kembali dari Bandung untuk menengok istri dan anak dan seperti biasanya saya melanjutkan perjalanan dari Gambir menuju Dukuh Atas dengan menggunakan bus Transjakarta. Saya kebetulan menggunakan Jet 021, dan penggunaan nama Jet oleh pihak pengelola Transjakarta menurut saya sangat tepat karena pada saat itu sopir bus yang bersangkutan menjalankan busnya dengan sangat cepat seperti Jet..!! bisa dibayangkan bus Transjakarta yang penumpangnya lumayan penuh terombang ambing karena sepertinya sopir tersebut tidak berniat untuk menginjak rem walaupun menghadapi tikungan kecuali berhenti dihalte kecepatan bus Transjakarta yang biasanya kurang lebih 40km/jam bisa mencapai lebih dari itu. Saking terombang ambingnya otak saya kembali mengingatkan kepada pikiran kotor yang pernah terlintas dulu

Empati saya yang ketiga adalah terkait dengan pikiran kotor yang muncul ketika saya terombang ambing di bus Tranjakarta Jet 021. Pikiran kotor saya adalah bahwa masih banyak orang yang belum bisa membedakan istilah Busway dengan Transjakarta. Busway sepengetahuan saya adalah jalur yang digunakan oleh bus Transjakarta dalam melayani penumpangnya jadi sangat jelas kan terlihat perbedaannya, Busway itu jalur sedangkan Transjakarta itu nama busnya atau juga sering disebut Tije. Jadi apabila perempuan yang tadi saya disebut di atas mengatakan bahwa di sedang ada di BASWAY, maka apabila temannya memiliki pikiran yang jernih...dia pasti membayangkan temannya yang perempuan sedang berguling-guling di jalur bus Transjakarta atau kalau tidak sedang terseret oleh bus Transjakarta tersebut seperti layaknya stuntgirl...hehe..

Dan selain istilah Busway Transjakarta tersebut masih banyak istilah-istilah lain yang seringkali dipakai salah atau bisa dibilang salah kaprah. Dan salah kaprah ini bisa terjadi pada siapapun tanpa memandang usia, jabatan, pendidikan. Saya sendiri masih termasuk orang yang selalu berusaha untuk coba mengatakan sesuatu sesuai dengan peruntukannya. Masih mencoba memisahkan Indomie dengan mie-mie yang lainnya....masih mencoba memisahkan Aqua dengan merk air kemasan lainnya..atau yang sedikit parah ketika saya berada diwilayah tangerang hampir semua orang yang saya kenal mengatakan VCD, DVD sebagai KASET...parah kan..? hehe..jadi kalo mau meminjam DVD Batman misalnya mereka bilang "saya pinjam kaset Batman dong..." atau "kaset Batman udah dibalikin belom ama dia..?" malah dulu ditanah kelahiran saya tercinta yaitu Bandung kota kembang...sewaktu saya masih disekolah dasar orang banyak mengatakan angkot sebagai Honda...kebayang kan...? mau naik apa ke sekolah?...naik Honda...

Jadi marilah kita bersama-sama mengucapkan istilah sesuai dengan peruntukannya agar tidak menjadi bahan tertawaan orang lain terutama istilah-istilah yang menggunakan bahasa asing..waspadalah..!! waspadalah..!!

5 comments:

Mas Hery said...

padahal jelas ya, kaset dan VCD / DVD bentuknya sudah beda jauh. apalagi buat mereka yang sempat mengalami jaman kaset.
herannya, anak-anak tetangga yang masih berumur 3 tahun, jadi terbawa nyebut CD sebagai kaset, karena orang tuanya duluan nyebut kaset.
nularr....:(

Anonymous said...

sebuah pencerahan.
baiklah, suatu saat jika ke jakarta, saya berusaha untuk tidak menyebut busway dengan BASWAY saat mengabari orang di kampung.
saya bakal bilang : ma', saya lagi di TIJE. jalan2 keliling jakarta.
huhuuu...mau ke jakartaaaa....

oya, soal kaset, di sini masih sering orang ngomong "kaset", padahal maksudnya CD atau DVD:)

Vina Revi said...

Iya, kadang suka heran aja dengan para customer yang enggak pernah complain saat dikasih 'Sarimie' meskipun jelas-jelas awalnya dia bilang mau beli 'Indomie'.

Atau bilang 'Aqua'nya enak meskipun dia lagi menenggak 'Aquaria'.

btw, fenomena ini ada istilahnya sendiri, loh. Beberapa waktu lalu saya sempet googling untuk nyari infonya. Tapi belom menemukan apa yang saya cari. Ada pencerahan?

!dJibRiL $i gil@ said...

O ada yah istilahnya Mbak Vin..? saya baru tahu juga tuh...ato apakah itu yang disebut dengan disorientasi pikiran..hehe..

Anonymous said...

Di kantor saya, orang lokal biasa bilang paspor, paspor saya kira apa, belakangan baru saya tahu, maksud mereka adalah : password.

Mari biasakan juga mengganti sebutan HP (ha pe, kenapa bukan eij pi hayo?) dengan ponsel; photocopy dengan fotokopi, dsb.